Wednesday, June 14, 2017

PESONA WATU IRENG DARI WAKTU KE WAKTU


 
Ini foto gue sama temen SMA ke WI tahun 2016. (gue yang tiduran) :D

Ini kali ke-29.101 gue ke Watu Ireng. Wkwk. Tapi namanya Watu Ireng, ada aja sesuatu yang baru buat dikunjungin. Apalagi buat refreshing setelah UAS. Uh mantap cincayyy. Hihihi.^^

Pada postingan kali ini gue mau nyeritain Watu Ireng dari waktu ke waktu nih gaes. Eh tapi sebelum jauh gue cerita tentang watu ireng, kalian yang baca postingan gue udah tau kan yaa watu ireng itu apa?? Dan dimana letaknya?? Kalo belum tau gue jelasin dulu dehhh.. biar nggak penasaran tujuh keliling. Hihi
Jadi Watu Ireng itu berasal dari bahasa Jawa yang artinya Batu Hitam. Iyaa item, kayak bukit gitu tapi bukit batu warnanya hitam, jadi tersebutlah Bukit Watu Ireng. Tapi orang-orang selalu nyebutinnya Watu Ireng aja. Malah gue nyebutnya dengan singkatan aja, yaitu WI. Watu Ireng ini letaknya di Desa Lambur, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan.

Kalo kamu mau ke sana, rute yang paling mudah dari arah pekalongan adalah ke arah Kajen, kamu ke selatan terus sampai di pertigaan antara arah ke Wisata Linggo Asri dan Kandangserang. Otomatis kamu ke arah Kandangserang lah yaa :D setelah itu lurus aja ngikutin jalan hidup ini wkwk canda yaa.. perjalanan kurang lebih 2 jam. Sampai di Desa Lambur kamu bakalan menemukan Gang yang bertuliskan Wisata Watu ireng, masuk ajaa sampai ketemu tuhh Watu Ireng-nya :D

Sekarang kembali ke judul postingan ini yaa.. “Watu Ireng dari Waktu Ke Waktu”.
Iya dari waktu ke waktu. Soalnya gue mulai menjelajah di WI ini sejak MTs kelas 3. Iya kelas 3 masihh alay maksimal wkwk (sekarang pun masih) :/

Ohhh tidakkk sok imut sekaliiii haha


Waktu itu tahun 2011. Niatnya sih maen ke rumah temen di Kandangserang. Eh taunya diajak maen ke beberapa tempat menakjubkan di sana. Salah satunya yaitu Watu Ireng. Pertama kali gue ke sana naik bus angkutan arah kajen lohh.. sampai di Kajen dijemput sama temen. Rasanya gue pergi ke luar kota seriuss.. masih ingusan udah pergi jauh-jauh. Hehe





Pertama kali ke WI gue jalan kaki dari gang masuk WI sampai WI. Beneran bikin kaki mau copot gaes :’(( jalan masih jalan setapak, ahh pokoknya gitu deh.. dan jauh bingiittss… bisa aja naik motor tapi kala itu gue dan temen-temen yang masih ingusan nggak berani untuk melewati jalan menggunakan motor. Alhasil ya jalan kaki. Di tengah-tengah perjalanan kita foto, mampir jajan, atau hanya duduk-duduk. Sampai di lokasi kalian tau nggak?? SEPI. Iya sepi bangettt.. ya maklumlah mungkin belum terjamah oleh orang-orang di luar Kandangserang itu sendiri. Hehe.


Saat itu tahun 2011 di atas bukit masih banyak rumput-rumput liar yang menghalangi ketika akan naik ke atas bukit.



Tuh liat banyak kannn...



Pemandangan Watuireng tahun 2011.


Saat itu di atas bukit masih polos belum ada pagar pembatas agar tidak jatuh ataupun gazebo dan tulisan W A T U I R E N G yang gede banget.

Dan tahun 2013 gue ke Watu Ireng lagi nih gaes.. tapi tetep aja jalannya belum di aspal, dan gue masih tetep jalan kaki buat sampe di sana  -____-




Sampai di WI badan udah krengosan gaess.. temen gue sampe mau pingsan. Alhasil kita ya gak naik ke atas bukit tapi di bawah aja.




Selang beberapa tahun gue kalo ke Kandangserang gak mampir ke WI gaes.. cuman maen aja ke rumah temen tiap lebaran, mampirnya kalo nggak ke Kali ya ke Curug.

Dan akhirnya bulan Oktober tahun 2016 gue maen lagi nih ke Watu Ireng, iyaa karena saat itu gue butuh banget buat ngilangin stress wkwk. Daaaann sampai di sana udah berubah total, yang tadinya masih polosan aja sekarang jalannya udahh muluuus wkwk teruss udah ada taman di bawah  bukitnya, dan ada biaya masuk nya yakni Rp. 5000. Di atas bukit pun ada batas pengaman, gazebo dan tulisan WATU IRENG yang gede bingits. Gue gatau mulai dari kapan dibangun kayak gini.. yang gue tau tahun 2013 belum digituin dan setelah tahun 2016 gue ke sana  udahh menakjubkann.

Pose mencari kesejukan hati dan fikiran. wkwk
salaah satu foto di tulisan WATU IRENG.



Tahun 2017 bulan April gue ke sana lagiii.. dan udah ada tambahan wahan baru buat foto lohhh…
Ini diaa penampakannya…


kalian anak kekinian tau lah yaa ini namanyaa apaa


Itu namanya hammock ya gaess.. ya kaliaaaann anakk gahool tau psti yaa wkwk. Jaman sekarang tempat wisata kebanyakan ada hammock nya.

ini pemandangan tahun 2017 ya gaess

tuhh sungai yang keliatan itu namanya Kali Genteng

Dari atas bukit WI kita bisa lihat ada sungai yang megalir namanya Kali Genteng. di sana seger bangettt lohh airnya... masih asri sungainyaa :)


Yaudah, gitu aja sih. Jadi kalo kalian ke Kandangserang, jangan hanya main ke Curug-curugnya aja atau ke bukit pawuluhan terus, sekali-kali kalian kudu coba destinasi-destinasi lain. Salah satunya watu ireng. Jadi kapan ngajak pacar ke Watu Ireng bareng? wkwk

Tuesday, April 18, 2017

Macam-Macam Media Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits MI

Halo gaesss??
how are u today??
i hope u'r fine :)
oh iya .. kali ini Riris mau share tentang macam-macam media yang dapat digunakan dalam pembelajaran Al-Qur'an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah ^^
langsung aja yaa kepoin ..
yukk..
^^


Macam-Macam Media Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits MI
Terdapat berbagai jenis media belajar yang bisa digunakan dalam pembelajaran al-Qur’an dan Hadits MI, diantaranya :

1.      Dilihat dari sifatnya, media dapat terbagi menjadi:
1)      Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau  media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio, kaset, dan rekaman suara. Penggunaan media auditif sangat efektif dilakukan bagi siswa yang  berkecenderungan auditif, yakni siswa yang mengandalkan kesuksesan belajarnya kepada alat pendengarannya. Bagi siswa yang bertipe seperti ini materi pembelajaran Al-Qur’an dan hadits yang disajikan kepadanya akan lebih mudah dan cepat diserapnya, jika nilai penyajiannya dilakukan secara lisan atau menggunkan alat-alat yang mengandalkan unsur suara, seperti radio, kaset, dan rekaman suara. Suara yang jelas dan terang dengan intonasi yang tepat akan segera diserapnya dan materi tersebut menjadi bagian dari dirinya.
2)      Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsure suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya. Penggunaan media visual sangat efektif dilakukan bagi siswa yang berkecenderungan visual.
     Tipe belajar siswa yang berkecenderungan visual ini adalah mereka yang mengandalkan aktivitas belajarnya kepada materi pelajaran yang dilihatnya. Dalam hal ini yang memegang peranan penting dalam cara belajarnya adalah mata atau penglihatannya (visual). Bila pendidik kurang mengaktifkan alat indra penglihatannya, siswa demikian tidak berhasil dalam proses belajar, sebab satu-satunya alat indera yang aktif dan dominan dalam dirinya adalah mata. Bagi peserta didik yang berkecenderungan visual pintu pengetahuannya adalah mata. Sehingga murid bertipe seperti ini alat peraga sangat penting artinya dalam membantu dirinya untuk menyerap materi  pembelajaran  Al-Qur’an  dan  hadits  yang  disampaikan  kepadanya.
      Prinsip belajar demikian sesuai dengan teori psikologi global, yaitu pandangan siswa yang lebih dahulu berfungsi adalah secara menyeluruh dalam upaya proses mengenali lingkungannya termasuk materi pelajaran yang disajikan oleh gurunya. Maka pemilihan media pembelajaran yang tepat untuk tipe siswa ini  sangat  membantu  mereka  menyerap  materi  pembelajaran  Al-Qur’an  dan hadits yang diberikan.
3)      Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slidesuara, VCD, internet, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua jenis media baik auditif dan juga visual.
      Penggunaan media audiovisual sangat efektif dilakukan bagi siswa yang berkecenderungan kombinatif yakni audio visual. Peserta didik yang berkecenderungan seperti ini dalam hal pemanfaatan alat inderanya adalah yang terbanyak di dalam setiap kelas. Artinya peserta didik dapat dan mampu mengikuti pelajaran dengan menggunakan lebih dari satu alat inderanya. Ia dapat mempergunakan mata dan telinganya sekaligus ketika belajar, seperti pada  saat  guru  memperagakan  cara  menulis  ayat-ayat  Al-Qur’an  atau  hadits sambil menjelaskannya. Maka siswa yang berkecenderungan audiovisual akan lebih  memudahkan  bagi  pendidik  dalam  menyampaikan  pelajaran  Al-Qur’an dan hadits.
      Untuk siswa yang bertipe seperti ini diperlukan keterampilan dari seorang guru dalam memilih media pembelajaran yang cocok untuk menyampaikan pokok  bahasannya.  Oleh  karena  itu  usahakanlah  mengenali  tipe-tipe belajar siswa yang menjadi tanggung jawab Anda. Dengan demikian media pembelajaran  audio  visual,  seperti  televisi  dan  VCD  player,  komputer  dan software yang diproyeksikan dengan infocusakan memudahkan peserta didik dalam menyerap bahan pelajaran yang disajikan.
      Saat ini banyak sekali beredar CD atau VCD pembelajaran Al-Qur’an dan hadits, baik dalam hal pembelajaran membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami kandungan bahkan sampai kepada cara mengamalkannya. Keberadaan  CD  atau  VCD  seperti  ini  tentu  sangat  membantu  guru  dalam mengajarkan Al-Qur’an dan hadits kepada para siswanya.

2.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media terbagi menjadi:
a)      Media  yang  memiliki  daya  liput  yang  luas  dan  serentak  seperti  radio  dan televisi.  Melalui  media  ini  siswa  dapat  mempelajari  hal-hal  atau  kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus mengunakan ruangan khusus. Perkembangan  mutakhir  menunjukkan  bahwa  pemakaian  media  internet sedang digalakkan. Dengan internet situasi lokal, nasional bahkan global dapat diketahui.
b)      Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film, video dan yang sejenisnya.

3.      Dilihat dari teknik pemakaiannya, media terbagi menjadi:
(a)    Media  yang  diproyeksikan  seperti  film,  film  strip,  transparansi,  dan  lain sebagainya.  Jenis  media  yang  demikian  memerlukan  alat  proyeksi  khusus seperti film projector, OHP dan in focus. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media ini tidak akan berfungsi.
(b)   Media  yang  tidak  diproyeksikan  seperti  gambar,  foto,  lukisan  dan  lain sebagainya.[1]

      Dalam pembelajaran Al-Qur’an dan hadits, saat ini telah mudah sekali dijumpai media  belajar  yang  dapat  membantu  tercapainya  tujuan  pembelajaran,  mulai dari yang hanya bersifat audial sampai yang audiovisual. Sebagai contoh, dalam mengajarkan teknik membaca Al-Qur’an yang baik dan benar sesuai makhraj dan kaidah tajwid, maka saat ini telah banyak beredar CD/VCD yang berisi tentang cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar tersebut.




[1] Achmad Lutfi, Pembelajaran  Al-Qur’an Dan Hadits (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, 2012 ), hlm. 99-102.
© Rissmadea | Blogger Template by Enny Law